16 Mei 2024

CERITA FANTASI

Teks cerita fantasi pada hakikatnya merupakan sebuah kisah atau cerita yang dibuat  oleh pengarang dengan cara berfantasi/berkhayal/berimajinasi atau berandai-andai  dan  bukan berdasar atau bertolak dari pengalaman nyata. Meskipun demikian, tidak  setiap   cerita yang dihasilkan dari poses  imajinasi bisa disebut sebagai teks cerita fantasi.  Karya sastra   berlebel cerpen yang seringkali ditemukan di majalah atau dimuat di koran   yang digarap penulis dengan serius dan berkadar sastra tinggi tidak serta merta bisa dikategorikan sebagai cerita fantasi meskipun juga dibuat bukan berdasarkan pengalaman nyata penulis atau bersifat fiksi.

Cerita fantasi seringkali identik dengan cerita yang dibuat untuk konsumsi anak-anak. Anggapan ini tidak  salah, meskipun juga tidak sepenuhnya benar. Cerita fantasi memang lebih digemari oleh anak-anak yang masih suka berkhayal atau berimajinasi, yang belum fasih membedakan dunia nyata dengan dunia imajiner /khayalan.

Cerita fantasi merupakan sebuah  cerita khayalan  yang secara kuat menstimulasi atau menggiatkan imajinasi pembaca dengan menampilkan  tokoh-tokoh taklazim dan adegan-adegan yang sulit diterima penalaran atau logika. Selain itu, dalam cerita fantasi  (fantastic stories) seringkali   dihadirkan   dunia lain (other world) di samping dunia realitas atau dunia nyata sehingga akal penikmatnya semakin tertantang untuk menelusuri dan menyingkap kemisteriannya. 

Dalam sebuah cerita fantasi seringkali bercampur antara   hal-hal yang  masuk akal (rasional), logis,   dengan sesuatu yang tidak masuk akal (irasional)  atau mustahil terjadi dalam kehidupan nyata.  Demikian juga tokohnya, cerita fantasi bukan hanya  berkisah  tokoh-tokoh supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu, seperti jin, peri, dewa, tetapi juga  melibatkan tokoh manusia lumrah/jamak dalam kehidupan modern. 

Namun demikian, secara keseluruhan pengembangan alur cerita fantasi  tetap dijaga  mengikuti  pada hukum sebab-akibat (kausalitas), tetap tunduk pada “the law of the plot” yang berlaku dalam penulisan cerita konvensional, sehingga kisahnya menjadi terkesan wajar, normal,    dan bisa diterima oleh pembaca.  

Dibanding jenis narasi fiksi lainnya, cerita fantasi lebih bebas dalam mengembangkan cerita, baik yang menyangkut tokoh, alur, latar, maupun aspek fiksi yang lain.  

Secara klasifikasi umum, teks cerita fantasi merupakan bagian dari  teks prosa fiksi dan secara genre teks merupakan bagian dari jenis teks narasi atau cerita. Teks cerita fantasi ada yang kisahnya panjang dalam  bentuk novel, seperti kisah Harry Potter, dan ada pula dalam bentuk cerita pendek yang bisa dibaca sekali duduk.

 

Sebagaimana dipapar di awal, sebuah cerita fiksi bisa dikategorikan sebagai cerita fantasi jika dalam cerita tersebut terdapat adegan-adegan fantastis, tidak rasional, di luar nalar, serta adanya tokoh-tokoh atau karakter supranatural taklazim yang  mustahil  ditemukan  dalam kehidupan dunia nyata. Contoh adegan tidak rasional tersebut manusia berubah bentuk menjadi ikan atau batu, manusia  bisa  terbang, menghilang, atau  bisa hidup kembali.  

CIRI UMUM DAN KARAKTERISTIK TEKS CERITA FANTASI

Guna  mengenali dan membedakannya dengan jenis teks cerita lainnya, berikut ciri-ciri umum dan karakteristik teks cerita fantasi yang bisa dijadikan pedoman :

  1. Ada adegan tokoh yang tidak masuk akal (irasional) atau mustahil bisa dilakukan dalam kehidupan nyata.
  2. Berlatar pada zaman dahulu di saat praktik ilmu sihir masih terjadi, atau masa yang akan datang di saat teknologi sudah sangat maju sekali sehingga dengan bantuan teknologi tidak ada yang mustahil untuk dilakukan manusia.
  3. Ada lompatan waktu atau periode masa yang hilang.
  4. Ada pelintasan menembus ruang  atau dunia lain yang berdimensi berbeda.
  5. Ada tokoh supersakti atau  berkemampuan supranatural yang aksi perilakunya menimbulkan keheranan atau kekaguman.

KOMPOSISI ISI DAN STRUKTUR TEKS CERITA FANTASI

Sebagaimana pada umumnya teks cerita, di dalam  cerita fantasi juga terdapat unsur-unsur intrinsik pembangun cerita. Unsur intrinsik tersebut meliputi tema, tokoh, latar, alur atau rangkaian adegan,  dan tentunya nilai/moral cerita. Jika dianalisis, dalam teks cerita fantasi juga terdapat sudut pandang pengarang dan  karakterisasi tokoh sebagai sebuah teknik bercerita yang bisa dipilih oleh pengarangnya. 

Namun sebagai sebuah karya sastra yang sengaja dikreasi untuk kepentingan sarana edukasi  atau  tuntunan  penanaman nilai moral kepada anak-anak,  tiga  unsur penting unsur intrinsik yang perlu mendapat perhatian penting dalam teks  cerita fantasi adalah tokoh, alur, dan  nilai moral cerita.

Tokoh (Karakter) atau Pelaku Cerita  

Tokoh adalah pelaku dalam cerita yang memiliki watak. Berdasar  komitmennya pada moral cerita, dibedakan atas tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis adalah tokoh baik yang  berkomitmen mendukung moral cerita, sedangkan antagonis tokoh yang menghalangi  atau melawan  pengamalan  moral cerita. Protagonis seringkali menjadi tokoh utama atau tokoh sentral, meskipun tidak selalu. Tokoh protagonis dan antagonis ada yang bersifat statis dan dinamis. Statis jika watak jahatnya tidak berubah hingga akhir cerita, dan dinamis jika mengalami perubahan. 

Tokoh dalam cerita fantasi seringkali tidak hanya berupa manusia jamak, lumrah, atau biasa yang ada dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kadang berupa mahkluk-makhluk  berukuran tidak biasa (raksasa, kurcaci), mahkluk mitologi,   makhluk supranatural yang datang dari dimensi dunia lain dan memiliki kesaktian mengagumkan (peri, dewa, dewi, jin). 

Dalam novel fantasi “Lord of The Rings”  karya J.R.R. Tolkien yang sangat terkenal, terdapat mahkuk-makhluk khusus yang diciptakan oleh pengarang, diantara ada yang berjenis hobit, goblin, elf (elves), orks, dwarf, dengan wujud dan kemampuan tidak lazim. 

Alur atau Jalan Cerita (Plot)

Alur adalah rangkaian adegan atau kejadian dalam cerita yang berhubungan sebab akibat. Pada cerita fantasi berjenis dongeng atau berlatar zaman dahulu,  hampir selalu rangkaian adegan itu disusun secara kronologis atau beralur maju. Pada alur tersebut, di awal didahului dengan orientasi atau pengenalan tokoh, di tengah ada konflik dan klimaks, dan di akhir diselesaikan dengan resolusi.  Konflik adalah bagian alur saat tokoh menyadari ada masalah yang harus dihadapi, sedangkan klimaks adalah bagian cerita yang paling mendebarkan atau menegangkan. 

Pada jenis  cerita fantasi tinggi seringkali alur cerita bergerak tidak secara alami atau secara kronologis. Bisa saja, dalam perjalanan waktu, tiba-tiba ada periode yang hilang dan melompat jauh ke periode lain, baik ke masa lalu atau ke masa depan, sehingga sekilas terkesan kacau dan membingungkan. Namun, justru di sinilah sebuah cerita fantasi menjadi cerita yang menarik, menantang, dan menstimulasi daya imajinasi pembaca. 

Nilai moral cerita

Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan  perilaku terpuji atau mulia yang baik untuk dijadikan pedoman hidup manusia.  Nilai moral dapat ditemukan dengan  mengidentifikasi perilaku tokoh protagonis yang baik diteladani, misalnya menolong, berbelas kasih, jujur, menghargai, berbakti dan hormat orang tua, adil.  

Sedangkan struktur umum teks dongeng fantasi secara umum juga sama dengan struktur teks cerita narasi lainnya. Pada umumnya, pola struktur  teks dongeng fantasi tersusun atas urutan adegan sebagai berikut:

  1. introduksi:pengenalan latar, tokoh, dan bibit masalah
  2. konflik; pertikaian antar tokoh karena ada ketidakselarasan
  3. komplikasi: permasalahan yang melilit tokoh semakin rumit/pelik
  4. klimaks: puncak ketegangan adegan
  5. antiklimaks:permasalah yang dihadapi tokoh sudah mulai mendapat titik terang dan tensi ketegangan sudah mulai mengendor
  6. resolusi: permasalahan telah diselesaikan dan tokoh menuju kehidupan baru dengan damai

Struktur teks cerita fantasi sebenarnya sama dengan struktur alur ceritanya. Bilamana disederhanakan, struktur alur tersebut dibedakan atas adegan di awal cerita (orientasi dan kemunculan konflik), adegan di tengah cerita (komplikasi dan klimaks), dan adegan di akhir cerita ( antiklimaks dan resolusi).

RAGAM DAN VARIASI CERITA FANTASI

Cerita fantasi memiliki keragaman yang sangat luas. Keberagaman itu bisa dibedakan berdasarkan kadar/derajat fantasi,   waktu dan ruang yang menjadi latar cerita,  dan karakteristik sosok yang menjadi tokoh ceritanya.

Berdasar kadar/derajat fantasi, dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

Cerita Fantasi Total 

Pada cerita fantasi jenis ini, seluruh elemen cerita merupakan hasil fantasi/khayalan pengarang dan sama sekali tidak ditemukan dalam dunia nyata. Baik  jenis  tokoh, latar tempat, budaya yang ada dalam cerita sepenuhnya mengada-ada, taklazim,  dan penuh dengan hal tidak masuk akal. Tokohnya bukan   sosok manusia biasa, tetapi mahkluk-mahkluk  rekaan/imajiner yang tidak ada di dalam dunia nyata.  Misalnya cerita tentang  kehidupan sebuah kerajaan yang penghuninya adalah  para kurcaci, peri,  atau makhluk-makluk berbentuk aneh  seperti manusia  berbadan  hewan  atau manusia berkepala hewan. 

Cerita Fantasi Irisan 

Pada cerita fantasi jenis ini, sebagian elemen cerita merupakan hasil fantasi/khayalan pengarang dan  sebagian lainnya masih ditemukan dalam dunia realita. Mungkin yang fantastis hanya adegan atau tindakan tokoh, tapi latar tempat dan tokohnya manusia biasa yang terdapat dalam kehidupan nyata. Atau sebaliknya, latar dan adegan biasa, tapi tokoh-tokohnya tidak lazim.

Berdasar latar atau bidang  waktu,  cerita fantasi dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

Cerita Fantasi Waktu Sebidang

Pada cerita ini, seluruh adegan cerita berada dalam satu kurun atau lembaran waktu yang sama, misalnya pada zaman dahulu saja, sekarang saja, atau masa depan saja.  Cerita rakyat seperti Malin Kundang, Timun Emas, Joko Kendil, Sangkuriang termasuk jenis cerita fantasi waktu sebidang yang menggunakan latar zaman dahulu kala.

Cerita Fantasi Lintas Bidang Waktu

Pada cerita ini,   adegan-adegan cerita berada dalam  bidang waktu yang berbeda atau terjadi peristiwa menembus lintas bidang waktu. Satu peristiwa atau adegan berada di zaman sekarang, dan peristiwa lainnya berlatar waktu zaman yang berbeda, misal menembus 100 tahun  zaman dahulu kala atau zaman 100 tahun yang akan datang.

Pada cerita ini, tokoh bisa berpindah-pindah pada dua dimensi ruang waktu atau dunia yang berbeda.  Contohnya adalah kisah dalam film Jumanji, di mana para  tokoh berada dalam dimensi waktu yang berbeda-beda.

Berdasarkan genre atau kekhasan ceritanya, dibedakan atas  :

  1. Cerita fantasi petualangan
  2. Cerita fantasi sain
  3. Cerita fantasi dunia  gaib /supranatural
  4. Cerita fantasi horor /menakutkan
  5. Cerita fantasi dunia sihir
  6. Cerita fantasi perjalanan waktu
 

Berdasarkan karakteristik tokohnya:

  1. Cerita fantasi perhantuan
  2. Cerita fantasi perbonekaan
  3. Cerita fantasi  perhewanan (fabel)
  4. cerita fantasi  tokoh sakti /berkemampuan khusus ( sage)
  5. Cerita fantasi benda-benda gaib
  6. Cerita fantasi tokoh aneh (berbentuk atau berukuran tidak lazim)  (mitos )
 

Berdasar karakteristik  sosok yang menjadi tokoh serta isi ceritanya, cerita fantasi berjenis cerita rakyat  dibedakan atas 4 jenis, yaitu:

Fabel 

Adalah cerita fantasi dengan tokoh hewan yang berkarakter dan berperilaku seperti manusia. Contoh : Kancil dan Buaya

Legenda

Adalah cerita fantasi berlatar zaman dahulu yang mengisahkan asal-usul atau sejarah suatu tempat dan  nama geografis. Contoh: Sangkuriang, Danau Toba, Roro Jonggrang.

Mitos

Adalah cerita fantasi dengan tokoh-tokoh makhluk mistik/gaib yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat sekitar.  Tokoh mitos seringkali digambarkan sebagai mahkluk yang berbentuk, berukuran, atau berwujud tidak lumrah. Contoh: ratu Pantai Selatan (Nyai Roro Kidul)

Sage

Adalah cerita fantasi dengan menonjolkan nilai kepahlawanan tokohnya. Biasanya, tokoh memiliki kesaktian khusus.  Contoh: Si Pitung, 

Selain jenis-jenis di atas, berdasar kompleksitas permasalahannya bisa dibedakan atas  cerita fantasi sedrehana dan cerita fantasi tingkat tinggi:

  1. Cerita fantasi sederhana 
  2. Cerita fantasi tingkat tinggi

RAGAM DAN KARAKTERISTIK BAHASA CERITA FANTASI

Sebagaimana teks narasi fiksi lainnya, teks cerita fantasi dituturkan dengan menggunakan ragam bahasa sastra. Dalam ragam ini, selain tidak mengharuskan penggunaan bahasa baku, kalimat-kalimatnya juga tidak ditata secara efektif. Justru untuk menarik dan membangun efek keindahan, malah digunakan banyak gaya bahasa dan kata-kata kiasan atau konotatif. Namun, kada bahasa sastra ini ditentukan juga oleh genre atau aliran sastranya.

FUNGSICERITA FANTASI

Cerita fantasi diciptakan untuk berbagai tujuan, baik tujuan pendidikan maupun tujuan penghiburan. Untuk tujuan pendidikan (edukasi), teks cerita fantasi menjadi sarana untuk melatih dan merangsang daya imajinasi siswa dan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai kehidupan, baik nilai sosial, moral, agama, dll.

Sedangkan untuk tujuan penghiburan, cerita fantasi dapar memberikan sensasi kesenangan dan menjadi pelipur lara atau penghalau kesedihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *